Tangan Kecil Ibu Siti Marfuah

tim KKN Unesa 02 31 Juli 2019 17:18:25 WIB

Oleh: Badawi Widiyali

Beliau adalah satu-satunya pengarajin botol bekas di desa Mlinjon. Berada di dusun Selorejo tengah, menjadi tempat beliau menciptakan karya, berupa tas dari botol bekas. Bentuknya pun beragam, dari tas premium sampai mahal. Setiap harinya tangan bu Fatimah sibuk menganyam sisa-sisa botol bekas menjadi karya yang berkualitas, dan berkelas. Tak ayal, jika beliau banyak menerima pesanan dari teman-temannya dan warga sekitar.

Berangkat dari situ, tentu devisi ekonomi KKN Mlinjon merasa terpanggil untuk belajar bersama beliau, mulai pembuatan, sampai pemasaran. Makanya, siang kemarin rumah beliau penuh teman-teman KKN. Meraka kesana untuk belajar bersama bu Siti, terkait proses pembuatan karya yang sangat berharga, dalam memanfaatkan limbah masyarakat berupa botol bekas.

Dari situ ada kesempatan untuk menggali dan mengembangkan dari karya bu Siti. Setidaknya, ada nilai pemanfaatan yang beliau siratkan dalam karyanya. Kita tahu sendiri, sampah merupakan permasalahan yang sulit dituntaskan hingga saat ini. Terlihat dari beberapa gerakan perubahan, ternyata masih terganjal akan proses terakhir dari pemanfaatan. Makanya, apa yang dilakukan bu Siti merupakan aksi nyata dalam menyelamatkan bumi.

Jadinya, apa yang dilakukan bu Siti merupakan kampanye dalam pemanfaatan sampah. Saya akui, beliau sangat tlaten dan ulet dalam pekerjaaan ini. Menggabungkan sisa-sisa botol yang di anyam dalam ikatan tali, tentunya, kegiatan ini sangat membutuhkan konsentrasi. Dari mata hingga pikiran, serta tetap menjaga pola yang telah ditentukan, agar nantinya tercipta suatu karya yang bisa memiliki daya saing.

Itu semua dilakukan bu Siti untuk mengamalkan ilmunya yang didapat dari pelatihan satu tahun lalu. Pelatihan sendiri diadakan pihak desa untuk membekali ketrampilan warganya, terutama ibu-ibu PKK dalam memaksimalkan potensi ekonomi yang berada  di lingkungan sekitar. Dalam hal ini tentunya sampah botol bekas.

Ternyata, ibu-ibu PKK banyak yang gugur sebelum mencoba, terlihat dari beberapa karya yang hanya tercipta. Kebanyakan dari mereka sudah tidak mau untuk mencoba kembali karena tingkat kerumitan yang lumayan tinggi. Untungnya, bu Siti masih percaya bahwa ketrampilan yang didapatkan tahun lalu itu bisa mengubah sedikit hidupnya untuk lebih baik lagi dari sebelumnya. Jadinya beliau tetap menjaga dan mengamalkan ketrampilan ini. Dan beliau sangat terbuka bagi siapa saja yang mau belajar.

Tutur beliau " Ya lumayanlah mas buat uang tambahan bulanan, mumpung punya ketrampilan yang di manfaatkan, kasian banyak orang yang mengatri karya kami, tapi saya sendiri belum mampu melayani. Pertama terganjal soal dana dan tenaga. Karena ini semua hanya sampingan. Tetap tugas saya menjadi ibu rumah tangga"

Melihat, cara beliau mengatakan seperti itu, saya jadi ingin membantu ibu parabaya ini. Tentu seperti tenaga dan dana, merupakan problematika ganda, saling ada keterkaitan satu sama lainnya, jadinya dibutuhkan solusi yang nyata. Tentu teman-teman KKN tidak bisa membantu lebih dari tenaga, seperti dana. Semoga nantinya budaya dan kerjaninan ini bisa diproduksi dalam jumlah yang banyak.  Agar Mlinjon menjadi desa yang bermatabat dan berkemajuan.

Tidak lain, semua itu karena berkat usaha warga desanya, bukan teman-teman KKN. Kita disini hanya bisa memfasilitasi dan memaksimalkan potensi yang ada. Tetap, nantinya warga desalah yang harus menjalani dan meneruskan program yang ada, terkait apapun itu. Tapi diusahakan agar nantinya kita bisa menelurkan budaya kesadaran dalam berubah dan menjadi lebih baik lagi. Dan mental adalah kunci pertama yang harus di tata.

 

Desa Mlinjon

Dokumen Lampiran : Bu Siti Marfuah


Komentar atas Tangan Kecil Ibu Siti Marfuah

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Komentar Terkini

Media Sosial

Instagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi MLINJON

tampilkan dalam peta lebih besar